Apa itu miskin, bu ?

"Apa itu miskin, bu? Anak-Anak lain di taman bilang kita miskin. Benarkah itu, bu?" tanya si anak.

"Tidak, kita tidak miskin, Aiko," jawab ibunya.

"Apakah kemiskinan itu?" Aiko, si anak, bertanya lagi.

"Miskin berarti tidak mempunyai sesuatu apapun untuk diberikan kepada orang lain."

Aiko agak terkejut. Oh! Tapi kita memerlukan semua barang yang kita punya, apakah yang dapat kita berikan" katanya menyelidik.

"Kau ingat bibi penjual kue yang menjaja keliling kampung ke sini minggu lalu? Kita memberinya sebagian dari makanan kita kepadanya. Kemudian dia datang kembali ke sini. Kita berikan dia tempat tidur, kerana dia tidak ada tempat untuk menginap malam itu?

"Rumah kita jadi sempit?" jawab Aiko. Tapi si ibu tidak mengaku kalah "Kan kita selalu memberikan sebagian dari sayuran kita kepada keluarga Watari, bukan?" katanya.

"Ibulah yang memberinya. Hanya saya seorang yang miskin. Saya tidak punya apa-apa untuk diberikan kepada orang lain."

Si ibu tersenyum dan memberikan pandangan pada anaknya. "Oh! engkau pun ada sesuatu. Setiap orang mempunyai sesuatu untuk diberikan kepada orang lain. Fikirkanlah hal itu dan kau akan menemukan sesuatu."

Tidak lama kemudian, si anak mendapatkan jawapannya. "Bu! Saya mempunyai sesuatu untuk saya berikan. Saya dapat memberikan cerita-cerita saya kepada teman saya. Saya dapat memberikan kepada mereka cerita-cerita dongeng yang saya dengar dan baca di sekolah."

"Sudah semestinya! Karena kau pandai bercerita, seperti bapakmu juga. Setiap orang senang mendengar cerita."

"Saya akan memberikan cerita kepada mereka, sekarang ini juga!" kata Aiko.

5 Tutur Bijak

Ada 5 Tutur Bijak...
  1. Jika Anda benar,maka Anda tidak perlu marah
    Dan jika Anda salah, maka Anda tidak layak marah
  2. Sabar dengan Keluarga, itu namanya Cinta,
    Sabar dengan Orang Lain, itu namanya Respect,
    Sabar dengan Diri Sendiri, itulah Kepercayaan Diri
  3. Jangan berpikir terlalu Keras mengenai masa lalu, hal itu membawa Air Mata
    Jangan pula berpikir terlalu banyak mengenai masa depan, hal itu membawa Ketakutan
    Hiduplah saat ini dgn senyuman, hal itu akan membawa Bahagia.
  4. Setiap Cobaan dalam hidup kita, bisa membuat kita lebih terpuruk atau lebih baik
    Setiap masalah datang untuk membuat kita lebih berprestasi, atau hancur sama sekali
    Pilihan ada di tangan kita, untuk menjadi seorang Pecundang atau Pemenang....!!!
  5. Temukan hati yang indah & tulus, bukan wajah yang Rupawan atau Menawan.
    Hal-hal yang Indah tidak Selalu Baik, namun....
    Hal-hal yang Baik Selalu Indah...!!


Selamat Menikmati Hari ini

Ciuman Terakhir untuk Ayah

 
Ciuman Terakhir untuk Ayah
Rapat Direksi baru saja berakhir. Bob mulai bangkit berdiri dan menyenggol meja sehingga kopi tertumpah keatas catatan-catatannya.

"Waduhhh,memalukan sekali aku ini, diusia tua kok tambah ngaco.."

Semua orang ramai tergelak tertawa, lalu sebentar kemudian, kami semua mulai menceritakan Saat-saat yang paling menyakitkan dimasa lalu dulu.

Gilirannya kini sampai pada Frank yang duduk terdiam mendengarkan kisah lain-lainnya.

"Ayolah Frank, sekarang giliranmu. Cerita dong, apa saat yang paling tak enak bagimu dulu." Frank tertawa, mulailah ia berkisah masa kecilnya.

"Aku besar di San Pedro. Ayahku seorang nelayan, dan ia cinta amat pada lautan. Ia punya kapalnya sendiri, meski berat sekali mencari mata pencaharian di laut. Ia kerja keras sekali dan akan tetap tinggal di laut sampai ia menangkap cukup ikan untuk memberi makan keluarga. Bukan cuma cukup buat keluarga kami sendiri, tapi juga untuk ayah dan ibunya dan saudara-saudara lainnya yang masih di rumah."

Ia menatap kami dan berkata, "Ahhh, seandainya kalian sempat bertemu ayahku. Ia sosoknya besar, orangnya kuat dari menarik jala dan memerangi lautan demi mencari ikan. Asal kau dekat saja padanya, wuih, bau dia sudah mirip kayak lautan. Ia gemar memakai mantel cuaca-buruk tuanya yang terbuat dari kanvas dan pakaian kerja dengan kain penutup dadanya. Topi penahan hujannya sering ia tarik turun menutupi alisnya. Tak perduli berapapun ibuku mencucinya, tetap akan tercium bau lautan dan amisnya ikan."

Suara Frank mulai merendah sedikit.

"Kalau cuaca buruk, ia akan antar aku ke sekolah. Ia punya mobil truk tua yang dipakainya dalam usaha perikanan ini. Truk itu bahkan lebih tua umurnya daripada ayahku. Bunyinya meraung dan berdentangan sepanjang perjalanan. Sejak beberapa blok jauhnya kau sudah bisa mendengarnya. Saat ayah bawa truk menuju sekolah, aku merasa menciut ke dalam tempat duduk, berharap semoga bisa menghilang. Hampir separuh perjalanan, ayah sering mengerem mendadak dan lalu truk tua ini akan menyemburkan suatu kepulan awan asap. Ia akan selalu berhenti di depan sekali, dan kelihatannya setiap orang akan berdiri mengelilingi dan menonton. Lalu ayah akan menyandarkan diri ke depan, dan memberiku sebuah ciuman besar pada pipiku dan memujiku sebagai anak yang baik. Aku merasa agak malu, begitu risih. Maklumlah, aku sebagai anak umur dua belas, dan ayahku menyandarkan diri kedepan dan menciumi aku selamat tinggal!"

Ia berhenti sejenak lalu meneruskan, "Aku ingat hari ketika kuputuskan aku sebenarnya terlalu tua untuk suatu kecupan selamat tinggal. Waktu kami sampai kesekolah dan berhenti, seperti biasanya ayah sudah tersenyum lebar. Ia mulai memiringkan badannya kearahku, tetapi aku mengangkat tangan dan berkata, 'Jangan, ayah.' Itu pertama kali aku berkata begitu padanya, dan wajah ayah tampaknya begitu terheran.

Aku bilang, 'Ayah, aku sudah terlalu tua untuk ciuman selamat tinggal. Sebetulnya sudah terlalu tua bagi segala macam kecupan.'

Ayahku memandangiku untuk saat yang lama sekali, dan matanya mulai basah.


Belum pernah kulihat dia menangis sebelumnya. Ia memutar kepalanya, pandangannya menerawang menembus kaca depan. 'Kau benar,' katanya.
'Kau sudah jadi pemuda besar......seorang pria. Aku tak akan menciumimu lagi.'"

Wajah Frank berubah jadi aneh, dan air mata mulai memenuhi kedua matanya, ketika ia melanjutkan kisahnya. "Tidak lama setelah itu, ayah pergi melaut dan tidak pernah kembali lagi. Itu terjadi pada suatu hari, ketika sebagian besar armada kapal nelayan merapat dipelabuhan, tapi kapal ayah tidak.Ia punya keluarga besar yang harus diberi makan.

Kapalnya ditemukan terapung dengan jala yang separuh terangkat dan separuhnya lagi masih ada dilaut. Pastilah ayah tertimpa badai dan ia mencoba menyelamatkan jala dan semua pengapung-pengapungnya."

Aku mengawasi Frank dan melihat air mata mengalir menuruni pipinya.

Frank menyambung lagi, "Kawan-kawan, kalian tak bisa bayangkan apa yang akan kukorbankan sekedar untuk mendapatkan lagi sebuah ciuman pada pipiku....untuk merasakan wajah tuanya yang kasar......untuk mencium bau air laut dan samudra padanya.....untuk merasakan tangan dan lengannya merangkul leherku. Ahh, sekiranya saja aku jadi pria dewasa saat itu. Kalau aku seorang pria dewasa, aku pastilah tidak akan pernah memberi tahu ayahku bahwa aku terlalu tua 'tuk sebuah ciuman selamat tinggal."

Semoga kita tidak menjadi terlalu tua untuk menunjukkan cinta kasih kita.....
*kiriman teman.

AKU TERJUN BEBAS

Saat aku merasa sudah tidak sanggup memikul beban hidupku yang begitu berat, aku mengakhiri hidupku dengan melompat dari sebuah gedung Lt. 11.

Dilantai 10: Kulihat pasangan yang terkenal sangat harmonis dan saling mencintai sedang bertengkar sedang saling memukul satu sama lain.

Dilantai 9: Kulihat Peter yang biasanya kuat dan tabah sedang menangis

Dilantai 8: Ah Mei memergoki tunangannya sedang bercinta dengan sahabatnya.

Dilantai 7: Linda sedang minum obat anti depresi.

Dilantai 6: Heng yang pengangguran terus membeli 7 koran untuk mencari lowongan kerja tiap hari

Dilantai 5: Mr. Wong yang sangat dihormati publik sedang mencoba baju dalam istrinya

Dilantai 4: Rosa bertengkar lagi dengan pacarnya.

Dilantai 3: Pak tua sedang mengharapkan seseorang datang mengunjunginya

Dilantai 2: Lily sedang memandangi foto suaminya yang sudah meninggal 6 bulan lalu


Sebelum aku melompat dari gedung, kupikir aku orang yang paling malang. Sekarang aku sadar bahwa setiap orang punya masalah dan kekuatirannya sendiri. Setelah kulihat semuanya itu.. aku tersadar bahwa ternyata keadaanku sebenarnya tidak begitu buruk..
Semua orang yang kulihat tadi sekarang sedang melihat aku… terkapar meregang nyawa..

Kurasa setelah mereka melihat kondisiku yang sedang menjelang tak bernyawa sekarang, mereka akan berpikir bahwa sebenarnya keadaan mereka tidak terlalu buruk.
"Bersyukurlah atas dirimu apa adanya… karena bila kamu membandingkan dengan orang lain, kamu akan "terkejut" dengan rahasia hidup mereka"

Dan..

Cintailah dirimu, walaupun seberapa berat masalah yang menimpamu, ‎karena bagaimanapun keadaannya, Anda tetaplah BERHARGA di mata TUHAN. dan Anda bisa menjadi alat yang dipakai-NYA, untuk memberikan manfaat bagi orang lain.

Life is Wonderful (Andrew Ho)

Kuan Im yang Hidup di Rumah

Kuan Im yang Hidup di Rumah

Suatu ketika, ada seorang tukang jagal selalu bersikap kasar terhadap ibunya. Namun demikian, dia masih mempunya rasa bhakti dan hormat terhadap Kuan Im Po Sat.

Suatu hari dia mengikuti rombongan pergi berziarah ke Pu Tuo Shan untuk memberikan penghormatan kepada Kuan Yin. Dia mendengar Kuan Yin sering menampakkan dirinya. Tetapi setelah sampai di tempat itu, dia tidak menemukan apapun dan tidak bertemu Kuan Yin.

Penjagal tadi sangat kecewa sekali karena tidak ketemu dengan Kuan Yin. Kebetulan pada waktu itu, ada seorang Bhiksu yang datang.

Penjagal: "Hai bhiksu, saya kemari ingin bertemu dengan Kuan Yin Phu Sa, tapi saya tidak menemukannya, bagaimana caranya agar saya dapat bertemu beliau?"

Bhiksu: "Anda ingin berjumpa Kuan Yin? Beliau telah pergi ke rumah Anda. Pulanglah segera, anda dapat menjumpai beliau!"

Penjagal itu ragu dan bertanya lagi: "Bagamana bentuk beliau?"

Bhiksu:"Beliau mengenakan pakaian terbalik dan memakai sandal terbalik pula! Kalo anda bertemu dengan orang demikian, itulah Kuan Yin Phu Sa.

Mendengar kata-kata bhiksu tadi, penjagal langsung bergegas pulang dan tidak sabar ingin segera bertemu dengan Kuan Yin.

Tengah malam penjagal baru sampai ke rumahnya. Karena saking senangnya ingin segera bertemu Kuan Yin, maka dengan sekuat tenaga menggedor pintu dan berteriak.

"CEPAT BUKA PINTU!!!!!!"

Ibunya yang sedang tidur mendengar suara itu buru-buru bangun karena takut anaknya yang suka membentak dan memakinya. Maka dia bangun cepat cepat, dalam keadaan panik, dia mengenakan baju dan sandal terbalik.

Ketika pintu terbuka, penjagal itu kaget karena melihat ciri-ciri Kuan Yin Phu Sa ada pada ibunya. Dia terperanjat kaget dan menyadari apa maksud dari perkataan bhiksu yg ditemuinya di gunung Pu Thuo Shan tadi.

Dia memeluk ibunya dan menangis..minta maaf kepada ibunya. Karena selalu bertindak kasar kepadanya.....

Mengasah Jarum

Li Pai adalah salah seorang dari 8 penyair terbesar pada zaman Thang & Sung. Syair-syairnya tak ada yang tidak dikenal orang, namanya harum hingga saat ini. Namun, di masa kecilnya, Li Pai adalah seorang anak yang lebih suka bermain-main, daripada belajar membaca & menulis.

Suatu saat, ketika gurunya tidak berada di tempat, ia keluar dari kelas & bermain di tepi sungai. Ketika hendak menangkap ikan, ia melihat seorang nenek sedang memusatkan perhatiannya pada sebatang besi yang diasahnya di atas sebuah batu. Li Pai memperhatikannya selama setengah hari, namun si nenek itu tetap saja mengasah batang besi tersebut.
Akhirnya dengan perasaan aneh, ia bertanya,  "Nenek, Anda sedang apa?"

Nenek tua menjawab, "Saya sedang mengasah sebuah jarum untuk menyulam."
"Mengasah Jarum? Batang besi sedemikian besarnya, mau diasah sampai kapan?"

"Benar, nak!" nenek tua mengangkat kepala, memandang Li Pai & berkata,
"Walau batang besi ini besar, namun semakin diasah akan semakin kecil. Asalkan saya tidak berhenti mengasah, besi ini pasti akan menjadi jarum."

Setelah mendengar ini, sekejap kemudian Li Pai menjadi sadar & dengan cepat kembali ke sekolah.

Pesan Moral, Tidak ada hal yang sulit di dunia ini, yang perlu kita cemaskan hanyalah niat dari setiap orang untuk melakukan sesuatu. Asalkan Anda memiliki cita-cita yang mulia, ingin maju & berani berkorban dengan semangat "Tidak akan Menyerah Karena Rintangan", Ulet, mau Bekerja Keras, Tahan Banting, jelas dapat mencapai cita-cita yg mulia & dapat membangun usaha yang besar !!



.

__._,_.___

Tawon dan Elang

Di pagi yang cerah, di antara rindangnya pepohonan, tampat seekor burung elang sedang bermalas-malasan beristirahat di dahan sebatang pohon. Selama beberapa hari burung elang berulangkali hinggap di dahan pohon yang sama karena tertarik mengamati kegiatan segerombolan tawon(lebah) yang terlihat sibuk bekerja bersama-sama membuat sarang yang berjuntai di dahan sebatang pohon.

Tampak seekor tawon sebentar terbang hinggap diantara bunga-bunga hutan yang mekar, menghisap sari madu, dan terbang kembali ke dahan memberikan sari madu ke sarangnya, dan begitu seterusnya. Burung elang dengan tidak sabar menegur seekor tawon yang sedang terbang di dekatnya, "Hai tawon kecil, kamu sibuk terbang dari satu bunga ke tempat sarangmu, memangnya apa yang sedang kamu kerjakan?"

Tawon pun menjawab: "Aku dan kawan-kawan sedang membuat sarang."
"Untuk apa kalian repot membuat sarang sebesar itu? Umur tawon kan sangat pendek. Sudahlah..., Tidak perlu susah-susah bekerja! Santai-santai saja dan nikmati kehidupanmu yang singkat itu."
Demikian burung elang menasihati si tawon.

"Umurku memang tidak sepanjang umurmu burung elang. Tapi justru karena pendeknya waktu yang aku punya, aku tidak boleh menyia-nyiakannya. Aku harus bekerja giat dan lebih rajin agar sarang kami bisa selesai sesingkat umur kami," jawab tawon.
"Untuk apa sarangmu harus diselesaikan cepat-cepat, toh kamu akan segera mati," elang menanggapi dengan cepat. "Maka, kamu pun tidak bisa menikmati sarang yang telah dibuat dengan susah payah,"
"Hahahaha, tuan elang yang gagah dan berumur panjang, kasihan sekali caramu berpikir. Justru umur kami yang singkat inilah yang harus kami hargai dengan sungguh-sungguh. Kami memang makhluk kecil dan berumur pendek tetapi kami bangga dan bahagia karena bisa berarti bagi makluk lain yaitu dengan memberi semua hasil kerja keras yang telah dilakukan seumur hidup kami. Itulah arti keberadaan kami," pungkas tawon kecil sambil terbang berlalu.

Mendengar ucapan tawon kecil, si burung elang terdiam. Ia tidak mampu berkata-kata lagi dan bersombong diri. Ternyata di balik penampilan makhluk yang kecil dan berumur pendek, kehidupan mereka pun memiliki arti tersendiri.

Seberapa pun panjang dan pendeknya sebuah kehidupan, itu adalah misteri alam yang maha kuasa. Sebagai manusia, kita tidak pernah tahu kapan waktu kita akan berakhir. Tetapi jika di setiap penggal waktu yang kita punya, kita punya dedikasi untuk melakukan yang terbaik serta mampu bertanggungjawab atas kehidupan kita sendiri, apalagi juga bermanfaat bagi orang lain, niscaya tiap-tiap hari yang kita jalani adalah hari yang penuh gairah.

Karakter yang TERBAIK

Saat anda bekerja dikantor atau dalam berteman, kadang kita suka sulit menentukan orang tersebut siapa dan bagaimana. Kadan kita tidak mengetahui KARAKTER seseorang tersebut apakah POSITIF atau sebaliknya. Bahkan kadang kita tidak tahu bagaimana caranya memilih teman yang dapat menSUPPORT karir atau bisnis kita.

Ada sebuah proverb yang sangat bagus dan sangat terkenal di jepang. Yaitu "Ketiak KARAKTER seseorang tidak begitu jelas di mata anda, coba cari tahu siapa teman-temannya." Peribahasa ini juga dipakai dalam dunia kerja dan bisnis. Bila anda ingin menjadi yang TERBAIK dalam bidang apapun atau ingin menjadi orang yang selalu mempunyai JIWA PEMENANG. Anda disarankan untuk memilih kelompok atau teman yang TERBAIK dibidangnya atau mempunya JIWA PEMENANG.

Bila anda sedang DOWN, janganlah bergaul dengan orang yang mempunyai pikiran NEGATIF sebab anda akan mendapatkan AFIRMASI NEGATIF yang membuat anda tambah DOWN.

Jadilah seseorang yang mempunyai karakter yang TERBAIK dan mempunyai JIWA PEMENANG.

Perjuangan Pohon Bambu

Pada Suatu waktu aku merasa sangat jenuh dan bosan dengan kehidupan ini dan ingin berhenti dari semuanya, berhenti dari pekerjaan, hubungan, spiritual..dan berhenti untuk hidup.
Aku pergi ke tengah hutan dan ingin berbicara untuk yang terakhir kalinya dengan Sang Pencipta.

"Tuhan, mohon berikan saya satu alasan untuk tetap hidup dan berjuang?"
Ternyata jawaban Maha Pencipta yang Agung sangat mengejutkan....
"Lihat di sekelilingmu, apakah kamu melihat tanaman semak dan pohon bambu?"

"Ya", jawabku.
Yang Maha Pencipta mulai bertutur:
"Saat aku menanam benik semak dan bambu, aku memelihara mereka dengan sangat baik dan hati-hati. Aku memberi mereka sinar matahari, menyirami dengan air seadil-adilnya. Tanaman semak tumbuh dengan sangat cepat. Daun-daunnya yang hijau tumbuh rimbun sampai menutupi tanah disekelilingnya. Sedangkan benih Bambu belum memperlihatkan apapun.

Tetapi aku tidak menyerah dan tetap memelihara mereka dengan baik dan adil. Pada Tahun ke-2, tanaman semak tumbuh makin subur, rimbun dan makin bertambah banyak. Tetapi, benih bambu tetap belum memperlihatkan tanda-tanda pertumbuhan.

Pada tahun ke-3, benih bambu masih sama seperti sebelumnya. Tetapi, Aku tidak menyerah. Begitu juga dengan tahun ke-4 masih sama saja. Aku bertahan untuk tidak menyerah. Kemudian, pada tahun ke-5, tunas kecil mulai muncul dari benih bambu. Jika dibandingkan dengan tanaman semak, tunas ini sangat kecil dan sepertinya tidak sebanding dengan tanaman semak.

Tetapi 6 bulan kemudian pohon bambu tumbuh hingga mencapai ketinggian 100 kaki. Ternyata bambu menghabiskan waktu 5 tahun untuk menumbuhkan dan menguatkan akarnya. Akar-akar tersebut membuat bambu menjadi sangat kuat sehingga kokoh menghadapi keadaan alam yang berubah-ubah. Bahkan pohon Bambu sangat berguna untuk kehidupan.

Aku tidak akan memberikan cobaan yang lebih berat dari kemampuannya kepada ciptaanku."

Aku terdiam. Menyimak baik-baik.
"Anakku, apakah kamu sadar, selama ini kamu telah berjuang dan memperkuat akar? Aku tidak menyerah saat menanam benih dan memelihara pohon Bambu, begitu juga denganmu. Jangan membandingkan dirimu dengan yang lain. Bambu mempunyai fungsi yang berbeda dengan semak, tetapi tetap mereka membuat hutan menjadi indah. Waktumu akan tiba dan kamu akan tumbuh dengan tinggi."

"Tetapi, seberapa tinggi saya harus tumbuh?" tanyaku
Maha Pencipta menjawab: "Seberapa tinggi pohon Bambu tumbuh?"

"Apakah setinggi kemampuannya dan usahanya?" tanyaku lagi.
"Benar Anakku. Berusahalah sebaik dan semaksimal mungkin."

Kemudian aku pergi meninggalkan hutan dengan membawa kisah ini. Aku harap kisah ini dapat membantumu melihat bahwa Tuhan tidak pernah menyerah untukmu.

Jangan pernah menyesali setiap hari dalam hidupmu. Hari-hari yang baik memberimu kebahagiaan; hari-hari yang buruk memberi pengalaman yang tak ternilai; keduanya sangat berharga.

Doaku, Pintaku

Aku meminta kepada Allah untuk menyingkirkan penderitaanku.
Allah menjawab, "Tidak, Itu bukan untuk Kusingkirkan, tetapi agar kau mengalahkannya."

Aku meminta kepada Allah untuk menyempurnakan kecacatanku.
Allah menjawab, "Tidak. Jiwa adalah sempurna, badan hanyalah sementara."

Aku meminta kepada Allah untuk menghadiahkanku kesabaran.
Allah menjawab, "Tidak. Kesabaran adalah hasil dari kesulitan; itu tidak dihadiahkan, itu harus dipelajari."

Aku meminta kepada Allah untuk memberiku kebahagiaan.
Allah menjawab, "Tidak, Aku memberimu berkat. Kebahagiaan adalah tergantung padamu."

Aku meminta kepada Allah untuk menjauhkan penderitaan.
Allah menjawab, "Tidak. Penderitaan menjauhkanmu dari perhatian duniawi dan membawamu mendekat kepadaKu."

Aku meminta kepada Allah untuk menumbuhkan rohku.
Allah menjawab, "Tidak. Kau harus menumbuhkannya sendiri, tetapi Aku akan memangkas untuk membuatmu berubah."

Aku meminta kepada Allah segala hal sehingga aku dapat menikmati hidup.
Allah menjawab, "Tidak. Aku akan memberimu hidup, sehingga kau dapat menikmati segala hal."

Aku meminta kepada Allah membantuku mengasihi orang lain, seperti Ia mengasihiku.
Allah menjawab...., akhirnya kau mengerti.

HARI INI ADALAH MILIKMU JANGAN SIA-SIAKAN. Bagi dunia kamu mungkin hanyalah seseorang, tetapi bagi seseorang kamu adalah dunianya.

Saya Bersamamu Sayang

Seorang anak lahir setelah 11 tahun pernikahan. Mereka adalah pasangan yang saling mencintai dan anak itu adalah buah hati mereka. Saat anak tersebut berumur dua tahun, suatu pagi si ayah melihat sebotol obat yang terbuka.

Dia terlambat untuk ke kantor maka dia meminta istrinya untuk menutupnya dan menyimpannya di lemari. Istrinya, karena kesibukannya di dapur sama sekali melupakan hal tersebut.

Anak itu melihat botol itu dan dengan riang memainkannya. Karena tertarik dengan warna obat tersebut lalu si anak memakannya semua. Obat tersebut adalah obat yang keras yang bahkan untuk orang dewasa pun hanya dalam dosis kecil saja. Sang istri segera membawa si anak ke rumah sakit. Tapi si anak tidak tertolong. Sang istri sangat takut dan ngeri membayangkan bagaimana dia harus menghadapi suaminya.

Ketika si suami datang ke rumah sakit dan melihat anaknya yang telah meninggal, dia melihat kepada istrinya dan mengucapkan 3 kata.

PERTANYAAN :
1. Apa 3 kata itu ?
2. Apa makna cerita ini?

 JAWABAN:
Sang Suami hanya mengatakan "Saya Bersamamu Sayang".
Reaksi sang suami yang sangat tidak disangka-sangka adalah sikap yang proaktif. Si anak sudah meninggal, tidak bisa dihidupkan kembali. Tidak ada gunanya mencari-cari kesalahan pada istri, lagipula seandainya dia menyempatkan untuk menutup dan menyimpan botol tersebut maka hal ini tidak akan terjadi.

Tidak ada yang perlu disalahkan. Si istri juga kehilangan anak semata wayangnya. Apa yang si istri perlu saat ini adalah penghiburang dari sang suami dan itulah yang diberikan suaminya sekarang.

Jika semua orang dapat melihat hidup dengan cara pandang seperti ini maka akan terdapat jauh lebih sedikit permasalahan di dunia ini. "Perjalanan ribuan mill dimulai dengan satu langkah kecil".
Buang rasa iri hati, cemburu, dendam, egois dan ketakutanmu. Kamu akan menemukan bahwa sesungguhnya banyak hal tidak sesulit yang kau bayangkan.

MORAL CERITA:
Kadang kita membuang waktu hanya untuk mencari kesalahan orang lain atau siapa yang salah dalam sebuah hubungan atau dalam pekerjaan atau dengan orang yang kita kenal. Hal ini akan membuat kita kehilangan kehangatan dalam hubungan antar manusia.

7 Kelebihan Setan Dibandingkan Manusia (Patut kita tiru)

7 Kelebihan Setan Dibandingkan Manusia yang patut kita tiru:

1. Pantang Menyerah
Setan tidak akan pernah menyerah selama keinginannya untuk menggoda manusia belum tercapai. Sedangkan manusia banyak yang mudah menyerah dan malah sering mengeluh.


2. Selalu Berusaha
Setan akan mencari cara apapun untuk menggoda manusia dan agar tujuannya tercapai, selalu kreatif dan penuh ide. Sedangkan manusia ingin enaknya saja, banyak yang malas.


3. Konsisten
Setan dari mulai diciptakan tetap konsisten pada pekerjaannya, tak pernah mengeluh dan berputus asa. Sedangkan manusia banyak yang mengeluhkan pekerjaannya, padahal banyak manusia lain yang masih nganggur.


4. Solider
Sesama setan tidak pernah saling menyakiti, bahkan selalu bekerjasama untuk menggoda manusia. Sedangkan manusia, jangankan peduli terhadap sesama, kebanyakan malah saling bunuh dan menyakiti.


5. Jenius
Setan itu paling pintar mencari cara agar manusia tergoda. Sedangkan manusia banyak yang tidak kreatif, bahkan banyak yang jadi peniru dan plagiat.


6. Tanpa Pamrih
Setan itu bekerja 24 jam tanpa mengharapkan imbalan apapun. Sedangkan manusia, apapun harus dibayar.


7. Suka Berteman
Setan adalah makhluk yang selalu ingin berteman, berteman agar banyak temannya di neraka kelak. Sedangkan manusia banyak yang lebih mementingkan diri-sendiri dan egois.

Kemenangan Butuh Kesabaran

Disuatu sore, seorang anak datang kepada ayahnya yang sedang baca koran.
Anak: "Ayah, ayah"
"Ayah, ayah" kata sang anak. "Ada apa?" tanya sang ayah...

"Aku capek, sangat capek...aku capek karena aku belajar mati-matian untuk mendapat nilai bagus sedang temanku bisa dapat nilai bagus dengan menyontek....aku mau menyontek saja! aku capek, sangat capek....

Aku capek karena aku harus terus membantu ibu membersihkan rumah, sedang temanku punya pembantu, aku ingin kita punya pembantu saja!... aku capek, sangat capek...

Aku capek karena aku harus menabung, sedang temanku bisa terus jajan tanpa harus menabung...aku ingin jajan terus....

Aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga lisanku untuk tidak menyakiti, sedang temanku enak saja berbicara sampai aku sakit hati....

Aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga sikapku untuk menghormati teman-temanku, sedang teman-temanku  seenaknya saja bersikap kepadaku...

Aku capek ayah, aku capek menahan diri...aku ingin seperti mereka....Mereka terlihat senang, aku ingin bersikap seperti mereka ayah!..." sang anak mulai menangis....

Kemudian sang ayah hanya tersenyum dan mengelus kepala anaknya sambil berkata, "Anakku, ayo ikut ayah, ayah akan menunjukkan sesuatu kepadamu".
Lalu sang ayah menarik tangan sang anak kemudian mereka menyusuri sebuah jalan yang sangat jelek, banyak duri, serangga, lumpur, dan ilalang....lalu sang anak pun mulai mengelur, "Ayah, mau kemana kita? aku tidak suka jalan ini, lihat sepatuku jadi kotor, kakiku luka karena tertusuk duri, badanku dikelilingi serangga, berjalanpun susah karena ada banyak ilalang..aku benci jalan ini ayah".
Sang ayah hanya diam.

Sampai akhirnya mereka sampai pada sebuah telaga yang sangat indah, airnya sangat segar, ada banyak kupu-kupu, bunga-bunga yang cantik, dan pepohonan yang rindang...

"Wwaaahhhh...tempat apa ini ayah? aku suka! aku suka tempat ini!".
Sang ayah hanya diam dan kemudian duduk dibawah pohon yang rindang beralaskan rerumputan hijau.
"Kemarilah anakku, ayo duduk disamping ayah", ujar sang ayah, lalu sang anak pun ikut duduk disamping ayahnya.

"Anakku, tahukah kau mengapa disini begitu sepi? padahal tempat ini begitu indah?"
"Tidak tahu ayah, memangnya kenapa?"
"Itu karena orang-orang tidak mau menyusuri jalan yang jelek tadi, padahal mereka tahu ada telaga disini, tetapi mereka tidak bisa bersabar dalam menyusuri jalan itu"
"Ooh..berarti kita orang yang sabar ya yah?"
"Nah, akhirnya kau mengerti"
"Mengerti apa? aku tidak mengerti"

"Anakku, butuh kesabaran dalam belajar, butuh kesabaran dalam bersikap baik, butuh kesabaran dalam setiap kebaikan agar kita mendapat kemenangan, seperti jalan yang tadi...bukankah kamu harus bersabar saat ada duri melukai kakimu, kamu harus bersabar saat lumpur mengotori sepatumu, kamu harus sabar melewati ilalang dan kamu pun harus sabar saat dikelilingi serangga..dan akhirnya semuanya terbayar kan? ada telaga yang sangat indah..seandainya kau tidak sabar, apa yang kau dapat? kau tidak akan mendapat apa-apa anakku, oleh karena itu bersabarlah anakku"

"Tapi ayah, tidak mudah untuk bersabar"
"Aku tahu, oleh karena itu ada ayah yang menggenggam tanganmu agar kamu tetap kuat...begitu pula hidup, ada ayah dan ibu yang akan terus berada disampingmu agar saat kamu jatuh, kami bisa mengangkatmu, tapi....ingatlah anakku...ayah dan ibu tidak selamanya bisa mengangkatmu saat kamu jatuh, suatu saat nanti, kamu harus bisa berdiri sendiri....maka jangan pernah kamu gantungkan hidupmu pada orang lain, jadilah dirimu sendiri.
 

© Copyright Bersemangat Setiap Hari . All Rights Reserved.

Designed by TemplateWorld and sponsored by SmashingMagazine

Blogger Template created by Deluxe Templates