Harimau dan Prajurit

Alkisah, di sebuah kerajaan, sang raja mempunyai kegemaran yang tidak lazim, yakni mengukur kekuatan prajuritnya dengan cara mengadu mereka di arena aduan dengan binatang buas yang kelaparan. Banyak tentara yang mati sia-sia karena kesenangan yang mengerikan dari raja mereka. Tetapi, tidak ada seorang pun yang berani menentangnya. Karena, menentang perintah raja berarti mati! Maka setiap kali hari aduan tiba, pasti akan ada korban meninggal di sana.

Suatu ketika, hari aduan kembali tiba. Telah disiapkan seorang prajurit dan seekor harimau yang sedang kelaparan. Dari kejauhan, terdengar suara raungan marah dan kelaparan si harimau sehingga membuat siapa pun yang mendengar menjadi ciut nyalinya, apalagi si prajurit yang akan diadu. Sang prajurit pun hanya bisa berusaha mempersiapkan dirinya sebaik mungkin agar ia tak sekadar jadi mangsa empuk si harimau lapar.

Setelah sang raja duduk di tempatnya, si prajurit pun melangkah memasuki arena aduan dengan kepasrahan sembari berdoa, siapa tahu keberuntungan memihaknya hingga tak perlu meregang nyawa. Tak berapa lama, pintu kandang harimau pun dibuka. Segera si harimau mengaum sambil melangkahkan kakinya masuk ke arena dengan sikap waspada.

Beberapa saat, aroma ketegangan pun menghiasi suasana. Si prajurit segera menyiapkan diri untuk mempertahankan diri dari serangan harimau. Namun, sebuah keanehan terjadi. Harimau yang terlihat ganas bukannya segera menyerang dan siap memakan mangsanya, tetapi dia malah berputar mengendus-endus mengitari si prajurit tanpa menunjukkan sikap bermusuhan sama sekali.

Anehnya lagi, harimau justru berusaha mendekat ke prajurit yang tadi sudah siap melawan harimau. Prajurit makin terheran dengan tindakan harimau yang lantas menjulurkan lidahnya dan menjilat kaki si prajurit tanpa bermaksud menyakiti sedikit pun. Arena aduan pun menjadi heboh.

Raja segera memerintahkan membawa si prajurit ke hadapannya. "Hai prajurit! Apa yang telah kamu lakukan kepada harimau kelaparan itu sehingga dia tidak melahapmu, malah seakan dia tunduk dan menghormatimu? Ilmu apa gerangan yang kamu pakai? Segera beritahu rajamu ini," perintah sang raja.

"Ampun baginda. Hamba juga tidak mengerti apa yang terjadi. Hamba hanya pasrah sembari bersiap menghadapi kemungkinan terburuk yang terjadi. Tetapi, setelah melihat harimau yang tiba-tiba mendekati tanpa terlihat ingin menyerang, hamba juga segera menghentikan niat hamba mempertahankan diri.

Saat itu, kemudian hamba teringat sebuah peristiwa. Dahulu sekali, hamba pernah menyelamatkan dan mengobati seekor harimau kecil yang sedang diburu dan terluka. Dan sangat mungkin, harimau kecil itu adalah harimau yang sama yang ada di arena tadi. Kebaikan masa lalu yang telah hamba perbuat dan tidak pernah hamba ingat, ternyata telah menyelamatkan hidup hamba hari ini."


Pembaca yang luar biasa,

Kisah di atas adalah gambaran nyata dari pepatah "kita menuai apa yang kita tanam." Dan, meski cerita tadi sulit dipercaya, tetapi peristiwa semacam itu bisa terjadi di kehidupan nyata. Semua hal tersebut berhubungan dengan hukum universal tentang sebab akibat. Walaupun kita telah lupa pernah berbuat baik kepada orang lain, tetapi hukum Tuhan tidak akan lupa. Kita pasti akan menerima kebaikan-kebaikan yang sepadan, bahkan melebihi apa yang pernah kita lakukan.

Begitu juga sebaliknya. Kita boleh saja lupa pernah berbuat jahat pada orang lain. Namun, bila saatnya telah tiba, kita pasti akan menerima ganjaran yang setimpal dengan perbuatan kita. Hal tersebut sejalan dengan keyakinan dan ajaran yang harus kita praktikkan, yaitu menjauhkan diri dari berbuat kejahatan yang merugikan orang lain dan selalu berbuat baik dan membantu sesama makhluk.

Untuk itu, mari terus menanamkan benih kebaikan di setiap kesempatan yang ada, baik pada lingkungan terdekat kita maupun pada sesama. Niscaya, kita akan mampu menjalani hidup dengan penuh kedamaian, kebahagiaan, dan keharmonisan.


Penulis : Andrie Wongso

SELAMATKAN SIAPA?

Sebuah perusahaan yang sedang mencari karyawan, hanya memberikan satu kasus untuk testing.

"Bila Anda mengendarai motor di tengah malam gelap gulita dan hujan lebat di daerah yang penduduknya sedang diungsikan karena rawan banjir.

Anda melihat 3 orang sedang menunggu kembalinya Bis yang barusan mengangkut penduduk ke kota terdekat. Hanya ada 1 bis itu saja.

Ada nenek tua sekarat, dokter yang pernah menyelamatkan hidup Anda sebelumnya dan seseorang idaman yang diam-diam selama ini Anda cintai.

Motor Anda hanya bisa membonceng 1 orang saja. Siapakah yang akan Anda ajak? Jelaskan!"

Anda mungkin menolong nenek itu dulu karena jika tak segera ditolong akan meninggal. Namun kalo dipikir-pikir orang yang sudah tua memang sudah mendekati ajalnya.

Anda mungkin menolong dokter dulu karena hutang budi, apalagi tenaga dokter amat diperlukan. Tapi bagaimana dengan idaman hati Anda? Bukankah ini kesempatan paling tepat untuk menunjukkannya?
Apa yang Anda pilih??

Ternyata dari 2000-an pelamar, hanya 1 orang yang diterima bekerja di perusahaan itu.
Orang tersebut hanya menulis singkat, "Saya akan memberikan kunci motor saya kepada sang dokter dan meminta dia membawa nenek sekarat itu untuk segera ditolong. Sedang saya sendiri akan tetap tinggal menemani sang idaman hati untuk menunggu Bis kembali menolong kami."

Hidup adalah sebuah anugerah dan berkah yang tak terhingga. Hidup adalah kesempatan untuk mengembangkan kasih dan kearifan.

Dalam hidup ini, terkadang kita perlu merelakan sesuatu yang kita miliki dan mengakui keterbatasan kita. Bisa menjalaninya dengan kasih dan kearifan, barulah benar-benar dapat memuliakan hidup kita. 

Tuhan memberkati
Always eager to achieve happiness in life together in peace


Hadi Poernomo

9/11, Bersyukurlah Untuk Hal-hal Kecil

Setelah peristiwa 11 Sept 2001, sebuah perusahaan mengundang karyawan-karyawan dari perusahaan-perusahaan yang selamat saat terjadi serangan ke WTC. Mereka diminta menceritakan pengalaman.

Pada pertemuan itu, mereka menuturkan kisah bagaimana mereka bisa selamat. Dan semua kisah itu hanyalah mengenai 'Hal-hal Kecil'. Misalnya:

1. Kepala kemanan perusahaan bisa selamat pada hari itu karena mengantar anaknya masuk TK di hari pertama.

2. Seorang karyawan selamat karena hari itu adalah gilirannya membawa kue untuk murid di kelas anaknya.

3. Seorang wanita selamat karena terlambat datang akibat alarm jamnya tidak berbunyi tepat waktu.

4. Seorang karyawan selamat karena terlambat akibat terjebak di NJ Turnpike saat terjadi kecelakaan lalu lintas.

5. Karyawan lain selamat karena ketinggalan bus.

6. Ada juga karyawan lain yang selamat karena menumpahkan makanan di bajunya sehingga perlu waktu untuk berganti pakaian.

7. Seorang pria selamat karena mobilnya mogok.

8. Seorang pegawai tua selamat karena dia masuk lagi ke dalam rumah untuk menerima telpon yang berdering.

9. Seorang karyawan selamat karena mempunyai anak yang malas sehingga tidak bisa tepat waktu untuk berangkat bersama-sama.

10. Beberapa karyawan selamat karena tidak memperoleh taxi.

11. Sementara seorang manejer selamat karena memakai sepatu baru yang membuat kakinya lecet dan terpaksa berhenti di toko obat untuk membeli plester. Itulah yang menyebabkan dia bisa tetap hidup sampai hari ini.

Karena itu, jika Anda terjebak di tengah kemacetan lalu lintas, ketinggalan taksi, harus masuk lagi ke rumah untuk menjawab telpon, anak-anak lambat berpakaian, tidak bisa menemukan kunci mobil, selalu terhadang lampu merah dan semuanya terlihat sangat kacau, maka jangan buru-buru marah atau frustrasi karena "hal-hal kecil" itu.

Pahamilah bahwa Tuhan benar-benar ingin Anda berada di situ, pada saat itu...
So, sebenarnya Tuhan sedang bekerja untuk menjaga kehidupan Anda.

Salam Bingkai Kehidupan


Liman

Hadiah Jake

Ketika saya masih muda, saya bekerja di sebuah pabrik kecil. Disana saya pertama kali bertemu dengan Mike. Dia berbadan besar dan jenaka, selalu membuat lelucon dan tipuan. Mike seorang pemimpin. Lalu ada seorang pengikut bernama Pete. Dia selalu bersama dengan Mike. Dan ada seorang laki-laki bernama Jake.
 
Dia agak lebih tua dari kami-pendiam, tidak berbahaya, dan menyendiri. Dia selalu makan siang sendirian. Dia mengenakan celana celana bertambal yang sama selama tiga tahun. Dia tidak pernah ikut permainan yang kami mainkan di siang hari, gulat, sepatu kuda dan sejenisnya. Dia bersikap acuh tak acuh, selalu sendirian dibawah pohon. Jake menjadi sasaran lelucon. Dia sering menemukan katak hidup dikotak makan malamnya atau tikus mati di topinya.
 
Tetapi dia selalu menganggapnya itu lelucon yang bagus. Lalusuatu musim gugur, Mike cuti beberapa hari untuk pergi berburu. Tentu saja Pete ikut. Dan mereka berjanji pada kami semua jika mereka mendapatkan sesuatu mereka akan membawakan kami masing-masing satu bagian.
 
Maka kami sangat senang ketika kami mendengar mereka kembali dan Mike mendapatkan rusa yang sangat besar. Kami mendengar lebih dari itu. Pete tidak pernah bisa menyimpan rahasia dan dia mengatakan kami mempunyai tipuan yang sangat besar untuk Jake. Mike memotong binatang itu dan membungkusnya dengan rapi untuk kami, dan untuk bahan lelucon, dia menyimpan telinga, ekor, dan kukunya. Akan sangat lucu ketika Jake membukanya. Mike mebagikan bungkusannya siang hari. Masing-masing kami menerima bagian yang bagus, membukanya, dan berterima kasih padanya. Bungkusan terbesar disimpannya. Itu untuk Jake.

Pete tidak sabar dan Mike kelihatan sangat puas.

Seperti biasa, Jake duduk sendiri; dia berada diposisi yang jauh disebuah meja yang besar. Mike mendorong bungkusan itu sehingga dia dapat meraihnya, dan kami semua duduk dan menunggu. Jake tidak pernah berkata banyak. Anda mungkin tidak pernah tahu berapa kira-kira percakapan yang dibuatnya. Dalam tiga tahun, dia tidak pernah berkata seratus kata. Maka kami semua kaget dengan apa yang terjadi dengan selanjutnya.
 
Dia memegang bungkusan itu dengan erat dan bangkit dengan pelan. Dia tersenyum lebar pada Mike-dan kemudian kami memperhatikan matanya berkilau. Jakunnya naik turun sejenak dan kemudian dia dapat mengendalikan dirinya.
 
"Aku tahu kau tidak akan melupakan aku," dia berterima kasih.. "Aku tahu kau akan datang! Kau berbadan besar dan suka bercanda, tapi aku tahu kau memiliki hati yang baik." Dia menelan ludah lagi dan kemudian berkata pada kami. "Aku tahu aku tidak terlalu akrab dengan kalian, tapi aku tidak pernah bermaksud kasar. Kau tahu aku mempunyai sembilan anak dirumah dan seorang istri yang sakit-sudah empat tahun terbaring. Dia tidak membaik. Dan kadang kala ketika keadannya memburuk, aku harus merawatnya sepanjang malam. Sebagian besar gajiku untuk pergi ke dokter dan membeli obat. Anak-anak mengerjakan semua yang bisa mereka lakukan, tapi kadang kami tidak cukup makan. Mungkin kalian berpikir lucu ketika aku makan malam sendirian. Aku agak malu karena aku tidak selalu mempunyai sesuatu diantara roti isiku. Atau seperti hari ini mungkin hanya ada lobak kasar dikotaku. Tapi aku ingin kalian tahu kalau daging ini sangat berarti untukku. Mungkin lebih dari setiap orang di sini karena malam ini anak-anakku.." dia menyeka airmata dari matanya dengan punggung tangannya. "...malam ini anak-anakku akan mempunyai..."
 
Dia menarik ikatannya. Kami memandang Jake dengan sungguh-sungguh sehingga kami tidak memperhatikan Mike dan Pete. Tapi kami semua melihat mereka sekarang karena mereka merebut bungkusan itu. Tetapi mereka terlambat. Jake telah membuka bungkusnya dan sudah melihat hadiahnya. Dia memeriksa setiap kuku, setiap telinga, dan kemudian dia memegang ekornya yang bergoyang lemas. Seharusnya menjadi lelucon yang sangat lucu, tapi tidak ada yang tertawa sama sekali. Tetapi bagian tersulit adalah ketika Jake memandang dan berkata, "Terima kasih," dan mencoba tersenyum.
 
Dengan diam setiap orang maju membawa bungkusan mereka dan meletakkannya di depan Jake karena tiba-tiba mereka menyadari betapa hadiah kecil mereka mempunyai arti yang sangat besar bagi mereka ... sampai sekarang.

Kemudian mandor itu menyelesaikan ceritanya dan meninggalkan para perkerja.

Dia tidak perlu berkata apa lagi; tetapi sangat puas melihat setiap orang membagi makan siangnya dengan Jake dan salah satu teman bahkan melepaskan kemejanya dan memberikannya kepada Jake.

Hargailah Orang Lain

Alkisah disebuah desa yang jauh dari kota, terdapat sebuah keluarga terpandang yang tinggal disana. Keluarga tersebut terdiri dari sepasang suami istri dan anak tunggalnya. Sang suami adalah petani terkaya didesa itu, namun walaupun dia begitu kaya tapi orangnya sangatlah dermawan, dia selalu memberikan derma kepada orang yang kurang mampu, begitu juga sang istri. Namun sayang, anak tunggal yang telah berusia 18 tahun itu, sangat lah manja, dan memiliki sifat yang dibenci orangtuanya, yaitu suka meremehkan orang lain.

Setiap bulannya sang suami istri selalu mengumpuli pengemis-pengemis untuk dibagikan beras hasil panen, melihat hal tersebut, sang anak sangatlah kesal melihat pengemis yang berbondong-bondong datang kerumah nya untuk mendapatkan beras tersebut.

“Pengemis bodoh, taunya hanya meminta-minta saja, lebih baik kalian mati saja, daripada kalian selalu menyusahkan orang tua saya saja” sahut anak tersebut

Mendengar kata-kata dari anak tersebut, para pengemis hanya mampu mengelus-ngelus dada dengan perasaan yang sangat sedih

Pada suatu hari sang anak berjalan-jalan disekitar rumahnya, tanpa disadari semakin lama dia semakin jauh berjalan hingga berada didalam hutan, dan dia pun tersesat. Sang anak yang mulai panik, mulai berteriak-teriak minta tolong sehingga suaranya membangunkan harimau yang sedang tidur.Dengan marah harimau tersebut mendekati anak tersebut, dan berusaha untuk memakannya.Harimau tersebut mendekatinya dan hendak menerkamnya. Dalam waktu yang bersamaan, segerombolan pengemis melemparkan batu dan kayu ke arah harimau tersebut, sehingga membuat harimau itu mengurungkan niatnya, dan melarikan diri.

Melihat gerombolan pengemis yang ternyata adalah pengemis yang selalu diberikan derma oleh orang tuanya, sang anak pun malu. Karena selama ini selalu meremehkan pengemis-pengemis tersebut.

“Terima kasih atas bantuannya, kalian telah menyelamatkan nyawa ku” kata anak tersebut
“Syukurlah kamu tidak apa-apa, sesungguhnya manusia diciptakan untuk saling menolong” sahut pengemis yang paling tua
“Dengarlah anak muda, siapapun dia, bagaimanapun status dia, jangan perna meremehkan orang lain, karena mungkin saja suatu saat dia akan menjadi penyelamat diri mu” sambung pengemis tersebut

Mendengar kata-kata tersebut, anak tersebut pun menyadari kesalahannya, dan berjanji akan selalu untuk menghargai orang sekecil apapun status orang tersebut.

~Cerita diatas sering terjadi dikehidupan sekarang, manusia selalu menbedakan-bedakan dirinya dengan orang lain, hanya dari segi materi, status, jabatan dan hal-hal yang bersifat duniawi dan keegoisan semata. Ada baiknya kita selalu menghargai setiap orang, siapapun dia, apapun status dia, karena setiap manusia pasti punya kelebihan dan kekurangannya. Tidak ada yang sempurna didunia ini. dan tidak ada seseorang yang terlahir hanya memiliki segi negatifnya saja. Hargai lah setiap orang seperti kita menghargai diri kita sendiri!!”

Menjadi Tuan bagi diri sendiri

Ketika orang senyum ramah dan bersikap respek pada Anda, spontan Anda akan membalas dengan senyuman, respek dan merasa bahagia!

Ketika orang berbicara ketus, sikap menghina, Anda pun membalas dengan ketus, balik menghina dan sakit hati!

Anda telah membiarkan orang lain menentukan sikap Anda.
Anda menjadi baik karena orang baik pada Anda. Anda menjadi jahat karena orang menjahati Anda. Anda jujur karena lingkungan jujur Anda licik karena lingkungan licik Anda berjudi karena orang berjudi. Anda beramal karena orang beramal

Anda baik bukan karena Anda baik tapi karena orang-orang baik. Anda kejam bukan karena
Anda jahat tapi karena orang-orang kejam lalu Anda menjadi kejam.

Dimana diri Anda? Dimana kesadaran dan kepribadian Anda? Anda tidak mempunyai kepribadian, orang-orang yang menentukan kepribadian Anda. Anda tidak punya sikap, lingkungan yang memberi Anda sikap.

Anda tidak menjadi tuan bagi diri Anda, orang-orang dan lingkungan yang menjadi tuan atas diri Anda

Inilah bedanya kita dengan orang bijak. Orang bijak melakukan kebaikan bukan karena
dunia baik padanya. Orang bijak melakukan kebaikan walaupun dunia menjahatinya.

5 Fakta Tentang “SUKSES” yang Kadang Kita Abaikan

5 Fakta Tentang "SUKSES" yang Kadang Kita Abaikan

1. KESUKSESAN TIDAK ADA KAITANNYA DENGAN USIA ANDA !
  • Nelson Mandela, jadi presiden usia 76 tahun
  • Steve Jobbs, jutawan usia 21 tahun
  • Kolonel Sanders (KFC), mulai bisnis umur 65 tahun
  • Winston Churchill, banyak gagal dan hambatan, baru jadi PM Inggris usia 52 tahun.
  • Bill Gates, terkaya di dunia usia 41 tahun
2. KESUKSESAN TIDAK ADA KAITANNYA DENGAN SUKU, AGAMA,BANGSA,
WARNA KULIT DAN KETURUNAN.
  • Obama : Presiden Amerika Serikat saat ini
  • Jenderal Colin Powell, Martin Luther King : kulit hitam
  • Confusius: anak yatim di Cina
  • Charles Dickens : penulis cerita kanak-kanak Inggris, menulis di gudang, banyak naskahnya dibuang ke tong sampah oleh editornya.
3. KESUKSESAN TIDAK ADA KAITANNYA DENGAN (CACAT) FISIK.
  • Hellen Keller: tuna netra, tuna rungu, penulis dan pendidik terkenal dunia.
  • Shakespeare: cacat kaki, penulis novel.
  • F.D. Roosevelt: terkena polio, presiden 32 AS.
  • Beethoven: tuna rungu, komposer musik.
  • Napoleon Bonaparte : sangat pendek, wajah tidak menarik, pemimpin pasukan penakluk Eropa.
  • Anthony Robbins: Lulusan SMA, kegemukan, merubah persepsi tentang penampilan dan cara diet, menjadi langsing, motivator terkenal dunia.
4. KESUKSESAN TIDAK ADA KAITANNYA DENGAN TINGKAT PENDIDIKAN
  • Thomas Alfa Edison : pendidikan SD, 2000 paten.
  • Li Ka Shing: berhenti sekolah umur14 tahun, orang terkaya di Hongkong.
  • Henry Ford : tidak pernah duduk di bangku sekolah
  • The Wright Brother : orang biasa dan tidak berpendidikan tinggi, menciptakan pesawat terbang pertama di dunia.
  • Bill Gates, orang terkaya didunia memulai bisnis setelah lulus SMA.
5. KESUKSESAN TIDAK ADA KAITANNYA DENGAN LATAR BELAKANG KELUARGA
  • Andrew Carnegie : bekerja usia 13 tahun, keluarga sangat miskin, menjadi Raja Besi Baja dunia.
  • Walt Disney : usia 20 tahun pemuda miskin dan tidak terkenal, usia 30 tahun jadi usahawan .

Setitik Terang di Balik Setiap Kesulitan

Suatu kala, ada seorang yang cukup terkenal akan kepintarannya dalam membantu orang mengatasi masalah. Meskipun usianya sudah cukup tua, namun kebijaksanaannya luar biasa luas. Karena itulah, orang berbondong-bondong ingin bertemu dengannya dengan harapan agar masalah mereka bisa diselesaikan.

Setiap hari, ada saja orang yang datang bertemu dengannya. Mereka sangat mengharapkan jawaban yang kiranya dapat menjadi solusi bagi permasalahan yang sedang mereka hadapi. Dan hebatnya, rata-rata dari mereka puas akan jawaban yang diberikan. Tidak heran, kepiawaiannya dalam mengatasi masalah membuat namanya begitu tersohor.

Suatu hari, seorang pemuda mendengar pembicaraan orang-orang di sekitar yang bercerita tentang orang tua tersebut. Ia pun menjadi penasaran dan berusaha mencari tahu keberadaannya. Ia juga ingin bertemu dengannya. Ada sesuatu yang sedang mengganjal di hatinya dan ia masih belum mendapatkan jawaban. Ia berharap mendapatkan jawaban dari orang tua tersebut.

Setelah berhasil mendapatkan lokasi tempat tinggal orang tua itu, ia bergegas menuju ke sana. Tempat tinggal orang tua tersebut dari luar terlihat sangat luas bagai istana.

Setelah masuk ke dalam rumah, ia akhirnya bertemu dengan orang tua bijaksana tersebut. Ia bertanya, "Apakah Anda orang yang terkenal yang sering dibicarakan orang-orang mampu mengatasi berbagai masalah?"

Orang tua itu menjawab dengan rendah hati, "Ah, orang-orang terlalu melebih-lebihkan. Saya hanya berusaha sebaik mungkin membantu mereka. Ada yang bisa saya bantu, anak muda? Kalau memang memungkinkan, saya akan membantu kamu dengan senang hati."

"Mudah saja. Saya hanya ingin tahu apa rahasia hidup bahagia? Sampai saat ini saya masih belum menemukan jawabannya. Jika Anda mampu memberi jawaban yang memuaskan, saya akan memberi hormat dan dua jempol kepada Anda serta menceritakan kehebatan Anda pada orang-orang," balas pemuda itu.

Orang tua itu berkata, "Saya tidak bisa menjawab sekarang."

Pemuda itu merengut, berkata, "Kenapa? Apakah Anda juga tidak tahu jawabannya?"

"Bukan tidak bisa. Saya ada sedikit urusan mendadak," balas orang tua itu. Setelah berpikir sebentar, ia melanjutkan, "Begini saja, kamu tunggu sebentar."

Orang tua itu pergi ke ruangan lain mengambil sesuatu. Sesaat kemudian, ia kembali dengan membawa sebuah sendok dan sebotol tinta. Sambil menuangkan tinta ke sendok, ia berkata, "Saya ada urusan yang harus diselesaikan. Tidak lama, hanya setengah jam. Selagi menunggu, saya ingin kamu berjalan dan melihat-lihat keindahan rumah dan halaman di luar sambil membawa sendok ini."

"Untuk apa?" tanya pemuda itu dengan penasaran.

"Sudah, jangan banyak tanya. Lakukan saja. Saya akan kembali setengah jam lagi," kata orang tua itu seraya menyodorkan sendok pada pemuda itu dan kemudian pergi.

Setengah jam berlalu, dan orang tua bijak itu pun kembali dan segera menemui pemuda itu.

Ia bertanya pada pemuda itu, "Kamu sudah mengelilingi seisi rumah dan halaman di luar?"

Pemuda itu menganggukkan kepala sambil berkata, "Sudah."

Orang tua itu lanjut bertanya, "Kalau begitu, apa yang sudah kamu lihat? Tolong beritahu saya."

Pemuda itu hanya diam tanpa menjawab.

Orang tua itu bertanya lagi, "Kenapa diam? Rumah dan halaman begitu luas, banyak sekali yang bisa dilihat. Apa saja yang telah kamu lihat?"

Pemuda itu mulai bicara, "Saya tidak melihat apa pun. Kalau pun melihat, itu hanya sekilas saja. Saya tidak bisa ingat sepenuhnya."

"Mengapa bisa begitu?" tanya orang tua itu.

Sang pemuda dengan malu menjawab, "Karena saat berjalan, saya terus memperhatikan sendok ini, takut tinta jatuh dan mengotori rumah Anda."

Dengan senyum, orang tua bijak itu berseru, "Nah, itulah jawaban yang kamu cari-cari selama ini. Kamu telah mengorbankan keindahan rumah yang seharusnya bisa kamu nikmati hanya untuk memerhatikan sendok berisi tinta ini. Karena terus mengkhawatirkan tinta ini, kamu tidak sempat melihat rumah dan halaman yang begitu indah. Rumah ini ada begitu banyak patung, ukiran, lukisan, hiasan dan ornamen yang cantik. Begitu juga dengan halaman rumah yang berhiaskan bunga-bunga warna-warni yang bermekaran. Kamu tidak bisa melihatnya karena kamu terus melihat sendok ini."

Ia melanjutkan, "Jika kamu selalu melihat kejelekan di balik tumpukan keindahan, hidup kamu akan dipenuhi penderitaan dan kesengsaraan. Sebaliknya, jika kamu selalu mampu melihat keindahan di balik tumpukan kejelekan, maka hidup kamu akan lebih indah. Itulah rahasia dari kebahagiaan. Apakah sekarang sudah mengerti, anak muda?"

Pemuda itu benar-benar salut atas kebijaksaan dari orang tua itu. Ia sungguh puas dengan jawabannya. Akhirnya ia menemukan jawaban yang selama ini ia cari. Sebelum pergi, ia menepati janjinya dengan memberi hormat dan dua jempol kepada orang tua tersebut.

Pesan kepada pembaca:
Pernahkah Anda melihat orang yang selalu mengeluh meskipun di sekelilingnya ada begitu banyak hal yang bisa dinikmati?

Pernahkah Anda melihat orang yang selalu tersenyum meskipun di sekelilingnya ada begitu banyak masalah yang membuat pusing kepala? Walaupun mereka sedang dirundung masalah, hidup sedang sulit, atau tertimpa hal-hal yang tidak menyenangkan, mereka tetap bisa menatap hidup dengan hati yang tegar dan wajah yang cerah.

Hidup manusia bagaikan roda yang berputar. Kadang kita berada di atas dan kadang berada di bawah. Hidup itu sendiri tidak statis. Hari ini kita merasa diri paling bahagia. Di lain hari kita merasa diri paling sial. Itulah hidup yang selalu bergulir tanpa kita ketahui dengan pasti apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.

Apa yang sedang menimpa kita sebenarnya tidak membuat kita sedih atau bahagia. Kebahagiaan dan ketidakbahagiaan kita tidak ditentukan oleh apa yang terjadi pada diri kita. Semuanya tergantung pada pilihan yang kita ambil.

Orang yang tidak bahagia selalu melihat setitik gelap di balik terangnya sinar cerah. Meskipun mereka memiliki semua yang diperlukan untuk bahagia, kalau selalu melihat keburukan atau hal-hal negatif, kebahagiaan tidak akan pernah ada dalam hidup mereka. Mereka selalu memperhatikan yang negatif, bukannya menikmati hal positif yang sudah ada di depan mata.

Orang yang bahagia selalu bisa melihat setitik terang di balik kegelapan. Tidak peduli seberapa sulit hidup mereka saat ini, tidak peduli berapa banyak masalah yang datang, mereka tidak pernah goyah. Mereka selalu bisa menemukan sesuatu yang baik dalam hidup mereka.

Orang yang tidak bahagia melihat secuil hal negatif di balik segunung hal positif. Orang yang bahagia mampu melihat secuil hal positif di balik segunung hal negatif.

Dalam hidup ini, alangkah baiknya kita tidak menjerumuskan diri kita ke dalam keterpurukan. Selalu ada hal positif yang bisa kita ambil. Jangan mengorbankan keindahan hidup hanya untuk melihat sisi jeleknya. Jadilah orang yang senantiasa melihat setitik terang di dalam gelap.

Penulis : Suhardi

Kawat Berduri yang Menguatkan Pohon

Kawat Berduri yang Menguatkan Pohon
Oleh : Achmad Siddik Thoha

Kita sering melihat pohon-pohon digunakan sebagai pagar hidup. Pagar
hidup biasanya dipakai untuk membatasi batas pekarangan rumah, ladang,
sawah atau kebun. Ada pagar hidup yang tediri dari pepohonan yang
rapat. Adapula pagar hidup dari pohon-pohon yang ditanam agak renggang
yang ditambah kawat berduri di sela-selanya. Kawat-kawat berduri yang
tajam dan menusuk itu diikatkan pada batang pohon yang umumnya masih
muda.

Pohon dengan kawat duri yang tajam dan mencekik, pada awal
pertumbuhannya mengalami masa pertumbuhan yang sangat sulit dan
merana. Duri kawat yang tajam dan kuat menjerat batang, membuat pohon
harus hidup dalam kondisi yang berat. Ia harus bertahan dengan tusukan
kawat yang menusuk ketika batangnya harus berkembang.

Seiring dengan waktu, pohon berkawat duri terus tumbuh semakin besar.
Batangnya melingkar besar dan menjulang tinggi, daunnya lebat dan
akarnya makin kokoh menghunjam bumi. Kawat-kawat berduri nampak tidak
mempengaruhi lagi pertumbuhan pohon. Kawat-kawat yang tadinya
melingkari batang, kini nampak tertelan oleh batang. Batang yang terus
membesar membuat kawat berduri kini berada di dalam batang. Bentangan
kawat-kawat berduri diantara pepohonan itu seolah menembus batang
seperti dipasang memakai bor.

Batang pepohonan berkawat kini tak nampak luka. Mereka justru makin
kokoh menjadi pagar hidup yang memberi perlindungan maksimal. Selain
sebagai pagar yang mengamankan areal pekarangan, kebun dan sawah,
mereka juga memberikan kesejukan, keindahan dan fungsi penting lainnya
bagi lingkungan.

Dalam hidup kita, "kawat berduri" akan selalu hadir berupa masalah,
ujian atau cobaan. Ada manusia yang memilih untuk merasakan sakitnya
tusukan cobaan dan terus menerus mengeluh. Tidak jarang ada manusia
yang akhirnya memilih untuk mundur menghindari "tusukan" cobaan. Tidak
sedikit pula yang terus hidup namun dipenuhi keluhan karena merasa
"tusukan" cobaan itu begitu menyakitkan. Maka keluhan-keluhan itu tak
membuat dia tumbuh dengan baik dan "duri" itu tetap menyakitkan.

Betapa indahnya hidup bila kehidupan pohon dengan kawat berduri
seperti diatas kita contoh. Tusukan cobaan berupa penyakit yang parah,
hubungan keluarga yang terputus, tekanan ekonomi yang berat, hambatan
dalam karir, kerugian dlam bisnis, tidak akan membuat kita berhenti
melanjutkan hidup dan berbuat kebaikan. Justru dengan kokohnya iman
dan misi menebar kebaikan yang lebih besar di masa mendatang, tusukan
duri itu justru memacu kita tumbuh semakin kuat. Lama kelamaan tusukan
cobaan itu akan tertelan oleh kuat dan banyaknya pengalaman hidup
kita. "Duri" cobaan itu akhirnya tak akan menggganggu perjalan hidup
dan misi kebaikan yang kita jalankan.

Sahabat, Telanlah "kawat berduri" yang menempel pada hidup kita. Sakit
memang awalnya, namun tusukan "kawat berduri" itu akan hilang dan kita
kan tumbuh menjadi pelindung dan pembawa manfaat maksimal bila kita
tetap bertahan dan terus beramal.

Bersyukur sejati

 
Bersyukur sejati adalah
1. membandingkan diri kita di masa lalu, dengan diri kita di masa sekarang, bukan membandingkan diri sendiri dengan orang lain.
2. menerima apa yang sudah kita terima hari ini, bukan memikirkan apa yang belum kita miliki saat ini.
3. memfokuskan doa kita hari ini, bukan doa kita esok hari, karena milik kita hanya yang hari ini, esok masih miliknya Tuhan.

harry "uncommon" purnama

9 Prinsip Sukses Richard Branson

1. Kerjakan Saja!
Percaya bahwa apa pun dapat dikerjakan. Tetapkan sasaran. Nikmati hidup sepenuh mungkin. Jangan pernah menyerah. Buat persiapan sebaik mungkin. Percaya kepada diri sendiri. Saling bantu.

2. Bersenang-senanglah!
Bersenang-senanglah, tapi sambil kerja keras, maka uang akan datang. Jangan buang waktu, sambar peluang di depan anda. Ambil sikap positif dalam hidup. Apabila tidak menyenangkan, tinggalkan.

3. Jadilah Pemberani
Pertimbangkan risiko yang akan diambil. Percaya kepada diri sendiri. Kejar cita-cita dan sasaran anda. Jangan mudah menyesal. Beranilah. Jangan ingkar janji.

4. Tantang Diri Sendiri
Arahkan bidikan anda tinggi-tinggi. Cobalah hal-hal baru.

5. Berdiri di Atas Kaki Sendiri
Bergantung kepada diri sendiri. Kejar cita-cita, namun hiduplah dalam dunia nyata. Jalin kerja sama.

6. Nikmati Setiap Detik Anda
Cintai hidup dan nikmati sebanyak-banyaknya. Nikmati setiap saat. Lakukan perenungan. Jadikan setiap detik berharga. Jangan mudah menyesal.

7. Hargai Teman dan Keluarga
Dahulukan keluarga dan kelompok. Setialah. Hadapi masalah secara langsung. Pilih orang yang tepat dan hargai bakat.

8. Bersikap Hormat
Bersikap sopan dan hormat. Kerjakan yang benar saja. Pertahankan terus nama baik. Jujur dalam urusan apa pun.

9. Berusaha Berbuat Baik
Ubahlah dunia, walau pun hanya sedikit. Buatlah sesuatu yang berbeda demi orang lain. Jangan merugikan orang lain. Selalu percaya dapat mengerjakan sesuatu untuk menolong.

Taken from: Screw It and Let’s Do It!
 

© Copyright Bersemangat Setiap Hari . All Rights Reserved.

Designed by TemplateWorld and sponsored by SmashingMagazine

Blogger Template created by Deluxe Templates